Milan - Sudah empat kali San Siro menjadi tuan rumah final Liga Champions (dulu Piala Champions). Dua yang terakhir berakhir lewat adu penalti.
Empat final itu adalah pada tahun 1965, 1970, 2001, dan yang teranyar pada 2016. Dari empat final itu, hanya satu yang berakhir dalam 90 menit, yakni pada 1965, ketika Inter menang 1-0 atas Benfica. Gol semata wayang La Beneamata waktu itu dicetak oleh Jair da Costa pada menit ke-43.
Pada perhelatan berikutnya, yakni pada 1970, duel harus berlanjut sampai babak tambahan. Kala itu, Feyenoord menang 2-1 atas Celtic FC lewat gol Ove Kindvall pada menit ke-116.
Lama tidak menghelat final Liga Champions, San Siro kembali ditunjuk menjadi tuan rumah pada 2001. Final tahun itu mempertemukan Bayern Munich dan Valencia. Bagi Valencia, itu adalah final kedua mereka dalam dua musim terakhir. Di final sebelumnya, Los Che dikalahkan oleh Real Madrid.
Valencia kembali menelan pil pahit. Pada final 15 tahun lalu itu, mereka dikalahkan Bayern lewat adu penalti.
Valencia sempat unggul lebih dulu lewat penalti Gaizka Mendieta di menit ketiga, sebelum Bayern menyamakan kedudukan --juga via tendangan penalti-- lewat Stefan Effenberg di menit ke-50.
Setelah skor 1-1 tak berubah dalam 120 menit, pertandingan pun dilanjutkan ke babak adu penalti.
Di babak tos-tosan itu, dua penendang Bayern, yakni Paul Sergio dan Patrik Andersson, gagal. Sedangkan tiga penendang Valencia, yakni Zlatko Zahovic, Amedeo Carboni, dan Mauricio Pellegrino, gagal. Bayern menang 5-4 di babak adu penalti tersebut.
Di final tahun 2016, Minggu (29/5/2016) dini hari WIB, hanya ada satu penendang penalti yang gagal, yakni bek Atletico Madrid, Juanfran. Ia jadi penendang keempat Atletico.
Empat penendang Real Madrid, dan tiga penendang Atletico, sebelum Juanfran semuanya sukses. Gagalnya penalti Juanfran membuat Atletico tetap tertinggal 4-3 dari Madrid di adu penalti itu.
Penendang kelima Madrid, Cristiano Ronaldo, menjalankan tugasnya dengan baik. Ia sukses mencetak gol dan membawa Madrid menang 5-3 di adu penalti. Sebelumnya, kedua kesebelasan bermain imbang 1-1 selama 120 menit.
(roz/nds)
Empat final itu adalah pada tahun 1965, 1970, 2001, dan yang teranyar pada 2016. Dari empat final itu, hanya satu yang berakhir dalam 90 menit, yakni pada 1965, ketika Inter menang 1-0 atas Benfica. Gol semata wayang La Beneamata waktu itu dicetak oleh Jair da Costa pada menit ke-43.
Pada perhelatan berikutnya, yakni pada 1970, duel harus berlanjut sampai babak tambahan. Kala itu, Feyenoord menang 2-1 atas Celtic FC lewat gol Ove Kindvall pada menit ke-116.
Lama tidak menghelat final Liga Champions, San Siro kembali ditunjuk menjadi tuan rumah pada 2001. Final tahun itu mempertemukan Bayern Munich dan Valencia. Bagi Valencia, itu adalah final kedua mereka dalam dua musim terakhir. Di final sebelumnya, Los Che dikalahkan oleh Real Madrid.
Valencia kembali menelan pil pahit. Pada final 15 tahun lalu itu, mereka dikalahkan Bayern lewat adu penalti.
Valencia sempat unggul lebih dulu lewat penalti Gaizka Mendieta di menit ketiga, sebelum Bayern menyamakan kedudukan --juga via tendangan penalti-- lewat Stefan Effenberg di menit ke-50.
Setelah skor 1-1 tak berubah dalam 120 menit, pertandingan pun dilanjutkan ke babak adu penalti.
Di babak tos-tosan itu, dua penendang Bayern, yakni Paul Sergio dan Patrik Andersson, gagal. Sedangkan tiga penendang Valencia, yakni Zlatko Zahovic, Amedeo Carboni, dan Mauricio Pellegrino, gagal. Bayern menang 5-4 di babak adu penalti tersebut.
Di final tahun 2016, Minggu (29/5/2016) dini hari WIB, hanya ada satu penendang penalti yang gagal, yakni bek Atletico Madrid, Juanfran. Ia jadi penendang keempat Atletico.
Empat penendang Real Madrid, dan tiga penendang Atletico, sebelum Juanfran semuanya sukses. Gagalnya penalti Juanfran membuat Atletico tetap tertinggal 4-3 dari Madrid di adu penalti itu.
Penendang kelima Madrid, Cristiano Ronaldo, menjalankan tugasnya dengan baik. Ia sukses mencetak gol dan membawa Madrid menang 5-3 di adu penalti. Sebelumnya, kedua kesebelasan bermain imbang 1-1 selama 120 menit.
(roz/nds)
Laporan Pertandingan Real Madrid Vs Atletico Madrid :
Di awal babak pertama , Atletico Madrid
langsung menguasai bola lebih dulu tapi upaya untuk langsung menebar
ancaman ke jantung pertahanan Real Madrid tak berjalan mulus . Dan
sebaliknya , Los Blancos gantian menyisir pertahanan rival satu kotanya
lewat pergerakan Ronaldo namun masih bisa di halau.
Sebauh anacam pertama berhasil di bangun
Rojiblancos , tapi sayang terlalu lemahnya penyelesaian dari Koke
membuat bola mampu di tangkap dengan mudah oleh Navas.
Memasuki menit ke 5 , Real Madrid nyaris
unggul dulu saat umpan tendangan bebas dari Bale kemudian di sambar
Casemiro dan secara gemilang Oblak tampil gemilang mengagalkan peluang
pertama dari Real Madrid ini.
Akhirnya Real Madrid mampu unggul dulu di
menit ke 15 berkat gol Sergio Ramos yang mampu memanfaatkan kemelut di
depan gawang Atletico berkat sundulan Bale. Skor 1-0 utuk Real Madrid
bertahan hingga waktu jeda tiba.
Memasuki pertandingan di babak kedua.
Atletico Madrid sempat mendapat hadiah pinalti di menit ke 47 setelah
Torres di langgar Pepe. Tapi eksekusi yang di ambil Griezmann hanya
menerpa mistar gawang Real Madrid.
Akhirnya skor menajdi 1-1 setelah
Atletico Madrid berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Carrasco yang
memanfaatkan umpan Torres di menit ke 79. Dan skor 1-1 bertahan hingga
waktu pertandingan normal berakhir . Selanjutnya berlanjut ke
perpanjangan waktu juga tak mengalami perubahan.
Pertandinga yang kemudian di lanjutkan dengan adu pinalti , akhirnya
berhasil di menangankan Real Madrid dengan skor 5-3 atas Atletico Madrid
untuk merengkuh trofi liga champions musim ini.
